Akhir-akhir Ini Saya Belajar Bersyukur

Han
3 min readApr 27, 2020

--

Mungkin meluangkan waktu anda tidak lebih dari lima menit hari ini untuk membaca tulisan saya ini adalah pilihan yang tepat, daripada mengisi waktu gabut anda untuk sekedar scroll-scroll video tik-t*k “goyang mama muda” di explore Instagram anda. Alangkah baiknya ini dibaca di pagi hari sebelum anda memulai aktivitas bekerja atau belajar anda, maupun aktivitas rebahan anda hari ini, enak banget dah anak-anak SMA kelas 12 tahun ini, liburnya panjang banget, gak ada UN juga. Jadi pingin balik SMA lagi rasanya. Oke oke, sorry kadang pikiran suka kemana-mana, kembali ke topik. Alangkah baiknya tulisan ini dibaca di pagi hari sebelum memulai aktivitas anda sebagai penyemangat anda maupun di malam hari sebelum mengakhiri aktivitas harian anda sebagai pengantar tidur untuk bahan refleksi diri. Tapi kalau semisal anda sudah terlanjur baca sekarang yaudah terusin aja lah, nanggung cuy. Hehehe ..

Ya, benar. Beberapa minggu terakhir ini saya belajar bersyukur, mungkin lebih tepatnya berusaha belajar untuk bersyukur. Susah banget loh buat aku pribadi untuk belajar bersyukur mengingat aku yang doyan banget main media sosial khususnya IG dan Youtube yang isinya orang-orang pamer barang-barang mewah, jalan-jalan, unboxing laptop baru, HP baru, dan kadang diselingi jamet kuproy sebagai penyegar timeline :).

Foto Jamet Kuproy. Source: Google Image :D

Susah, pake banget. Tapi tetap aja yang namanya bersyukur itu perlu, apalagi sekarang negeri tercinta ini sedang dilanda musibah pandemi corona. Banyak orang di luar sana yang lebih susah dari kita, terkhususnya aku. Di sini, di dalam rumah aku masih bisa makan dengan mudah, yahhh masih ada lah uang untuk makan sehari-hari. Lain dengan orang-orang di luar sana yang bekerja sebagai pekerja harian, kadang ada uang kadang engga. Yang pusing di luar sana gak cuma orang-orang kecil, pengusaha juga pada pusing. Orderannya mungkin berkurang, dan denger-denger nih ada kebijakan pemerintah untuk merumahkan para pekerjanya, tapi tetap harus digaji sedangkan para pengusaha ini pemasukannya berkurang, kalau gak nge-gaji isa kena pasal. Wah ya serba salah ya, bisa-bisa bangkrut dong. Tapi gak tau ya ini fakta atau hoax hehe …

Mungkin kita terlalu berlebihan ya jika sampai memikirkan atau membanding-bandingkan diri kita dengan orang-orang di luar sana yang mungkin bahkan kita tidak kenal sama sekali. Sebenarnya untuk bersyukur kita tidak perlu motivasi atau kata-kata bijak, cukup lah kita bandingkan dengan sekitar kita aja. Bisa teman, sahabat, atau bahkan tetangga dekat rumah, pasti ada saja kan orang-orang di sekitarmu yang lebih susah dari kamu. Misal saja kamu punya teman atau tetangga yang ternyata gajinya jauh lebih kecil dari kamu, atau teman yang sedang terikat hutang di mana-mana. Dibandingkan kondisi kita terutama aku yang masih bisa menikmat segala fasilitas dari orang tua seperti makan ya tinggal makan, mau beli baju masih ada uang di tabungan, mau beli ini bisa, beli itu bisa. Tentu dari situ pasti mudah untuk bersyukur kan ? Kalau masih ga bisa ya kebangetan kamu !!! C*k !!! Emang harus digas kadang biar sadar. LOL.

Ya sudahlah, mungkin sampai di sini dulu aja bacotanku hari ini, gak sampe 5 menit kan bacanya ? Ya, harapannya dengan ditulisnya artikel ini bisa sedikit membantu kalian untuk belajar bersyukur terutama di saat-saat gak enak seperti ini. Bersyukur itu boleh, merasa puas itu yang jangan. Dan jika kalian sedang berada di masa-masa enak jangan jadi sombong, ingat di atas langit masih ada Hotman Paris.

Foto di atas langit masih ada Hotman Paris

--

--

Han
Han

Written by Han

seorang karyawan yang menghabiskan waktunya di depan laptop

No responses yet